Gambar disamping adalah sebuah illustrasi bagaimana saya sekarang. Ada batas konflik yang saling bertolak belakang. Secara keilmuan saya orang konservasi tetapi jika melihat profesi saya lebih banyak terjun dibidang kelistrikan.
Mari kita menganalisa masalah yang ada dalam gambar tersebut. Sebagai orang konservasi saya akan mempertahankan pohon itu agar jangan dipotong atau ditebang. Namun sebagai orang listrik saya akan mengamankan pohon itu agar tidak menyentuh jaringan listrik. Bisa saya pangkas atau bahkan saya tebang. Konflik bathin pun muncul. Antara mempertahankan atau mengamankan pohon.
Jika kedua ego tersebut sama-sama dominan, maka yang akan terjadi adalah kerugian bersama. Pohon akan teraliri listrik dan terbakar sementara jaringan listrik akan terjadi konsleting (trip). Tidak ada yang untung. Kalau ditanya solusi yang terbaik seperti apa? saya sendiri masih bingung. Namun demi kebaikan bersama, kedua belah pihak (pohon & listrik) tentunya harus sama-sama saling merelakan.
Pohon harus bersedia dipangkas sementara pihak jaringan harus rela berkorban menyediakan tenaga potongnya. Sejauh ini mekanisme tersebut telah berlangsung dan berjalan baik dilapangan. Hasil dari kegitan tersebut seperti apa? lihatlah gambar-gambar berikut :
Gambar-gambar diatas adalah hasil kegiatan pemeliharaan pohon terhadap jaring di luar negeri sana. Mereka konsisten melakukan kegiatan pemotongan (pruning) dan tidak sampai menebangnya. Bagaimana di negera kita? Semoga kita juga konsisten menjaga dan memelihara pohon tersebut agar tetap hidup walaupun berada di dekat jaringan. (sue)
Diambil dari http://padasuatuketika.blogspot.co.id/2015/09/pohon-dan-listrik.html
0 komentar: